- Advertisement -

Akatara 2021: Ini Pentingnya Intelektual Properti Bagi Sineas Indonesia, Bisa Dimonetisasi

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Setelah sempat absen akibat pandemi di tahun 2020 lalu, gelaran talkshow tahunan Akatara yang merupakan The Biggest Indonesian Film Business Forum & Film Market ini kembali digelar pada 16 September 2021 di Ballroom Hotel InterContinental Bandung Dago Pakar, Kota Bandung.

Akatara merupakan sebuah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, untuk menjadi forum penghubung para sineas dengan investor. Hal ini tak lain bertujuan untuk menciptakan akses pembiayaan dan mengembangkan ekosistem dengan mendorong film entrepreneurship.

Roadshow Akatara di Bandung menghadirkan talkshow dengan tema Intellectual Property dalam Industri Konten di Indonesia. Membahas hak kekayaan intelektual, pemahaman tentang intelektual properti sebenarnya sangat penting bagi para pelaku industri konten di Indonesia.

Dikatakan Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Barekraf RI, Hanifah Makarim, bahwa intelektual properti (IP) berguna untuk dapat berpartisipasi dalam dinamika kreasi konten secara global, serta perlindungan untuk karya yang diciptakan. Menurutnya, saat ini belum banyak sineas di Indonesia yang aware akan pentingnya intelektual properti. Padahal, hal itu merupakan aset besar bagi pelaku industri kreatif untuk mendapatkan monetisasi atas karyanya.

“Rasanya masih banyak konten creator dan para sineas yang belum terlalu aware. Banyak sekali di subsektor lainnya banyak yang belum sadar bahwa IP (Intelektual Properti) ini bisa dimonetisasi, dijadikan uang, begitu mereka miliki IP nya,” kata Hanifah, saat ditemui di Intercontinental, Dago Pakar.

Hanifah Makarim (kiri), dan Vivian Idris (kanan)

Senada dengan Hanifah Makarim, Vivian Idris selaku Direktur Program AKATARA 2021 juga menyampaikan pentingnya bagi para sineas memahami tentang IP di industri konten Indonesia.

Intellectual Property adalah keseharian dalam gerak industri konten dunia. Karenanya penting bagi content creator di Indonesia untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai IP. Akatara menghadirkan talkshow ini sebagai usaha untuk mengisi kekosongan informasi tentang intellectual property untuk pekerja kreatif termasuk sineas dan content creator Indonesia,” bebernya pada Infobdg.

Vivian mengatakan, sineas harus mengerti cara memonetisasi konten miliknya, sebab hal ini berpengaruh pada tindak pembajakan. Maka dari itu, dalam hal kekayaan intelektual, ia berpendapat perlu kerja sama dalam ekosistem perfilman Indonesia.

“IP ini bisa diuangkan, di monetisasi begitu mereka miliki IP nya. Contohnya Upin Ipin, dari film ini kemudian bisa ada animasinya, bisa bikin merchandisenya mulai dari boneka, kaos, pernak pernik, dan lain-lain. Semua turunannya itu bisa jadi uang. Belum banyak pelaku industri kreatif yang sadar dan mengerti,” bebernya.

Atas hal itu, gelaran Akatara 2021 diharapkan dapat menjadi pendorong kemajuan industri perfilman Indonesia, menjadi wadah untuk mempersiapkan ekosistem perfilman nasional terlebih lagi di kondisi pandemi. Pun menjadi sarana peningkatan kapasitas dengan memberikan pelatihan melalui seminar dan workshop bagi para pembuat film serta memberikan fasilitasi akses pembiayaan.

Di tahun ini, Akatara 2021 menghadirkan rangkaian seminar dan workshop yang telah berlangsung sejak Agustus 2021 lalu. Dalam talkshownya, Akatara menghadirkan pembicara antara lain Hanifah Makarim selaku Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Robinson Hasoloan Sinaga selaku Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf RI, Vivian Idris selaku Direktur Program AKATARA 2021, Agung Sentausa selaku Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film Badan Perfilman Indonesia, Rahadian Agung selaku Investment Lead at Kathanika.id, dan Robby Wahyudi selaku Program Director Katapel.id.

Rangkaian seminar online Akatara 2021 menghadirkan tema “The Economic Impact Of Online Curated Content Services In Indonesia” (in collaboration with Asia Pacific Motion Picture Association) pada 6 September 2021 dan seminar “Roadmap To Digital Platform” pada 7 September 2021.

Saat ini Akatara 2021 masih membuka pendaftaran proposal film yang berlangsung hingga 20 September 2021. Kami mengundang sineas Indonesia untuk mendaftarkan proyek filmnya melalui situs www.akatara.kemenparekraf.go.id. Akatara 2021 menerima pendaftaran proyek film fiksi panjang, fiksi pendek, dokumenter panjang, dokumenter pendek, animasi dan produksi serial.***