- Advertisement -

Alhamdulillah, Stok Kacang Kedelai di Kota Bandung Kembali Aman

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Stok kacang kedelai di Kota Bandung saat ini dipastikan aman, meskipun mengalami kenaikan harga.

Dikatakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, harga kedelai di tingkat distributor kini Rp12.800/kg, sedangkan di tingkat pengrajin tahu tempe Rp13.000/kg.

Foto: Ilustrasi

Sementara harga sebelumnya yakni Rp11.000-Rp12.000/kg. Elly mengatakan, kenaikan harga ini merupakan kali ketiga terjadi.

“Pertama saat awal tahun di bulan Februari, selanjutnya kala menjelang Ramadan di bulan April, dan Oktober sekarang yang ketiga kalinya. Tapi kalau stok kacang kedelai dalam kondisi aman tersedia untuk di Kota Bandung, hanya harganya memang mengalami peningkatan,” ujarnya, Rabu (12/10).

Kebutuhan kacang kedelai untuk pengrajin tahu tempe di Kota Bandung mencapai 3.000 ton per bulan. Rata-rata kacang kedelai yang disalurkan ke Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung mencapai 80 ton per hari.

Elly menjelaskan, penyebab kenaikan harga kacang kedelai antara lain karena Indonesia masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika Serikat, Kanada, Brazil. Sehingga Kota Bandung juga sebagian besar mengandalkan impor tersebut.

“Harga kedelai dunia mengalami kenaikan juga karena produksi penurunan, akibat Covid-19 biaya logistik naik, dan melemahnya nilai tukar dolar,” ucap Elly.

Ia menambahkan, importir kacang kedelai di Kota Bandung yang terdata Disdagin hanya satu, yakni Depot Kacang Indonesia, yang beralamat di Jalan Terusan Pasirkoja.

Sedangkan distributor kacang kedelai di Kota Bandung berjumlah empat, yakni CV. MJ di Babakan Ciparay, PT. FKS (Fisindo Kusuma Sejahtera) di Jalan Soekarno Hatta , CV. Gemilang di Jalan Ibrahim Adjie, dan Prama di Jalan Jamika.

Untuk menstabilkan harga di pasaran, Elly mengatakan, Kemendag telah mengeluarkan program Pemberian Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe.

“Pemerintah memberikan subsidi Rp1.000/kg lewat Bulog sebagai stabilisator,” katanya.

Mekanismenya adalah Kopti Kota Bandung yang beranggotakan para pengrajin tahu dan tempe membeli kacang kedelai di Bulog. Kacang ini dibeli Bulog dari importir.

Program subsidi ini sudah masuk tahap kelima. Tahap pertama dilakukan bulan April. Lalu, dan Oktober ini telah masuk tahap kelima.

“Sudah ada 576 pengrajin tahu tempe yang terdaftar di Kopti. Para pengrajin ini insyaAllah yang akan mendapatkan subsidi,” tuturnya.

Demi menyelaraskan program dan menyepakati keputusan bersama, rencananya Pemkot Bandung yang diwakili Disdagin dan Bulog akan bertemu Kopti.

Elly mengimbau, agar pengrajin tahu tempe tidak perlu melakukan aksi mogok pada 17-19 Oktober mendatang. Meski ada kenaikan kacang kedelai pun, ia yakin konsumen akan memahami hal tersebut.

“Kami juga memikirkan para pelaku UMKM yang menggunakan tahu tempe sebagai bahan utamanya. Misal kupat tahu, kan tidak mungkin ya nanti cuma jual kupatnya saja,” ujarnya.

Tak hanya lauk pokok, produk-produk olahan di Kosambi dan Leuwipanjang yang kerap menjadi oleh-oleh Bandung juga akan berdampak.

“Nanti bagaimana kalau mereka tidak bisa jualan jika pengrajin mogok? Semuanya akan terdampak. Jadi harapan kami, tidak perlu sampai ada aksi mogok,” tutup Elly.***