- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Ketika Sang Penunggu Gunung Terusik

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com- Inilah ceritaku saat sedang mengikuti acara kampus berkemah di salah satu gunung yang ada di Jawa Barat.

Sebagai pionir aku bersama tim logistik (kurang lebih 8 orang) datang satu hari lebih awal dari rombongan untuk menyiapkan semuanya, mulai dari tenda bahkan buka jalur untuk pendakian nantinya. Awalnya masih berjalan dengan lancar dan normal-normal saja. Aku bersama 2 temanku kebagian untuk membuka jalur kembali, diikuti dengan orang lainnya di belakang kami selang waktu kurang lebih 15 menit dari waktuku pertama berangkat untuk menempelkan petunjuk nantinya. sama seperti biasanya kita mulai mendaki dan membuka jalan dengan menebang beberapa dahan dan ranting yang menutupi jalan, membenarkan pijakan kaki agar tetap dalam jalurnya lalu memberinya marka.

Selang beberapa menit, temanku menyadari bahwa kunci motornya hilang dan mungkin terjatuh entah dimana saat membuka jalur pendakian. Karena panik dan bingung dimana jatuhnya akhirnya temanku mengusulkan untuk mendaki kembali untuk mencarinya kalau-kalau kuncinya memang terjatuh, namun sudah sampai lagi kebawah kuncipun tak ada dan tidak ditemukan saat itu. “ah pikirnya munkin kunci motornya ada diantara carrier terselimpet dan mencoba mencarinya dan tidak ketemu.

Keesokannya rombongan peserta bersama dosen, juga panitia lainnya pun datang. Aktivitas berjalan sebagai mana mestinya. Malam itu acara sudah dimulai, saatnya aku beserta tim logistik berjaga sebentar untuk memastikan pembakaran lampion berjalan dengan lancar. Semua bahan dan tempat sudah tersedia, niatnya kita akan menyalakan dan menerbangkan lampion pada malam itu saat acara malam akan berakhir. Sebelum rencana itu semua terlaksana kita memutuskan untuk mencoba menyalakan satu lampion dan melihat apakah lampion yang kita terbangkan menyala dan aman, karena udara pada saat itu sudah mulai gerimis.

Dinyalakanlah lampion itu dan mencobanya untuk terbang di tengah tengah acara tanpa melibatkan lainnya, hanya kita sebagai tim logistik saja yang mencobanya. Awalnya lampion itu berhasil nyala dan terbang namun hembusan angin yang menjadi kencang akhirnya lampion itu nyangkut di salah satu pohon yang ada dan mengakibatkan kebakaran sedikit terhadap ranting dan daunnya. Syukurnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, namun salah satu temanku tiba-tiba tertawa lalu menangis mengisyaratkan ada hal janggal yang sedang terjadi.

Yah ternyata benar, temanku kerasukan saat itu juga dan untungnya masih bisa ditangani tanpa menghebohkan suatau acara yang sedang berlangsung. Acara masih berjalan dengan kondusif, namun ada salah satu temanku lainnya yang tiba-tiba mencoba menyalakan petasan dan kembang api pada saat itu, dan temanku yang tadi sempat kerasukan kembali kerasukan dan ngajak temanku yang lainnya.

Sontak semuanya menjadi heboh, acara agak sedikit kacau namun masih bisa ditangani oleh panitia lainnya. 2 orang yang kesurupanpun langusng dipisahkan dari tempat kejadian, dipindahkannya ke salah satu tenda.

Malam semakin larut dan dingin, tiba-tiba salah satu dari tim logistik ada yang kemasukan lagi dan berujung masal merembet ke beberapa panitia lainnya. Keadaan kembali ricuh ketika kejadian itu terjadi. Ada salah satu tim rescue yang bertanya bahwa apakah ada dari kalian yang melakukan kesalahan? seperti menebang pohon atau hal semacamnya? Ternyata ada beberapa kesalahan yang dilakukan temanku yaitu memotong akar besar yang merambat disekitar lokasi dan berisik menyalakan kembang api di tengah hutan juga salah menyalakan lampion dan terbakar sedikit pada malam itu.

Yang paling salah dan baru kita sadari saat itu juga, kesalahannya adalah kita tidak permisi dulu saat memulai pendakian dan menebang dengan sembarangan asal jalur terbuka. Semuanya berkaitan dan bisa mengakibatkan kerasukan juga diganggunya teman-temanku dan ada juga yang diperlihatkan bagai mana wujudnya.

Lalu semua tim pun dikumpulkan pada malam itu, dan meminta maaf pada saat itu juga. Anehnya ketika semua tim logistik berkumpul, aku tidak ikut dengan mereka dan tertidur ditenda bersama teman lainnya yang ternyata pada malam itu hanya aku sendiri yang ada didalam tenda dan tak terbangun untuk berkumpul. Lalu siapa yang aku ajak bicara ketika aku terbangun dari tidurku pada malam itu?

Story by: Ar