- Advertisement -

BGST Carita Wargi Bandung: Para Penunggu Pabrik

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Kita tidak pernah benar-benar sendiri, apapun yang kita lakukan haruslah dijaga dan jangan sampai menyinggung siapapun termasuk pada “mereka” yang tak terlihat.

Ini ceritaku di penghujung 2018 lalu, lebih tepatnya beberapa bulan sebelum tempat kerjaku pindah ke Gedebage seperti saat ini, dulu masih berada di daerah Kiaracondong. Keadaaan saat itu line per line karyawan pindah berurutan, hingga tinggal tersisa satu line, kurang lebih tersisa 6 orang di line itu, termasuk aku di dalamnya.

Kejadian ganjil itu situasinya kurang lebih seperti ini, aku kebetulan sedang kerja shift malam. Aku dan karyawan pabrik lainnya gak bisa kemana-mana karena agak riskan juga kalo keluar komplek pabrik malem-malem. Jadi untuk makan malam saja kita diantarkan sama petugas kateringnya sejak jam 7 malam, ya walaupun makanan tersebut  dimakannya nanti sekitar jam 10 atau 11 malam. Sudah pasti agak dingin makanannya, tapi mau gimana lagi, gak bisa kemana-mana juga, kecuali bawa bekal sendiri.

Ternyata semua kerjaan selesai sekitar jam 2 dini hari. Lumayan cape juga sih, karena satu line yang biasanya banyak orang, sekarang tinggal beberapa orang aja. Badan udah belepotan keringat, pengennya sih agak bersih-bersih dulu, biar bisa curi-curi tidur, toh gak ada atasan juga, karena atasan (supervisor) udah stay di gedung baru. Ya, jadi aman lah, bisa kerja sambil rebahan sedikit.

Karena pabrik udah cukup lama kosong, pas keluar dari area kerja menuju ke toilet agak spooky jadinya, satu gedung tinggal satu line yang aktif, bekas line yang lain otomatis kosong. Ditambah sebagian besar lampunya dimatikan, lampu line kita aja yang masih nyala. Karena sejauh mata memandang, cuman gelap yang kita lihat. Perasaan aneh selalu muncul setiap hari, tiap kali pergi dari tempat kerja menuju toilet tadi. Pernah pas sambil jalan, tiba-tiba terbesit ide konyol “Pokoknya entar pas masuk toilet, mau kagetin ah, mau itu orang atau bukan.. ta’ kagetin aja!”. Niat mau bikin kaget, akhirnya aku dorong kencang si pintu toilet, “brakkk!”.

Jadi saat melihat ke dalam, ada beberapa ruang toilet di dalamnya dan ada seseorang sedang menghadap ke arah berlawanan pintu-pintu toilet itu, kayak orang lagi kencing, dengan posisi membelakangi. Awalnya semua masih terasa tenang, tapi beberapa detik kemudian langsung tersadar. Lah, masa ada orang tinggi amat? benakku. Tembok pintu toiletnya aja sekitar 2 meteran dan posisi kepala orang itu lebih tinggi dari pintu toilet disana. Karena posisi orang itu ada di dalam toilet, jadi otomatis yang keliatan cuma kepalanya aja. 

Aku yakin gak salah liat, jelas banget karna lampu disana juga cukup terang. Terlihat rambutnya item, potongan cepak pendek. Perasaan takut dan penasaran bercampur aduk. Posisiku masih berada di pintu masuk, sambil pikiran agak was-was, takut, dan penasaran aku pura-pura panggil dia aja deh, niatku sambil memberanikan diri “Can?…Can? Candra! …eta maneh kan?” sahutku sembari bulu kuduk udah pada merinding sebenarnya.

Tapi dia gak jawab, akhirnya aku menoleh ke kanan, tepatnya ke area tempat kerja, siapa tau ada temen yang lain, yang agak dekat, biar ngerasa gak takut-takut amat lah. Tapi kok tumben-tumbenan pada gak ada. Gak tau deh pada dimana.

Pas aku menoleh lagi ke arah dalam toilet, ternyata orang itu udah pindah ke kamar toilet sebelah. Padahal, toilet yang sebelah kan dikunci karena rusak. Kulihat dia masih dengan posisi yang sama, kepalanya keliatan melebihi tinggi tembok dan pintu toilet. Pikiran dan perasaan udah makin gak karuan, akhirnya aku langsung balik badan, gak jadi ke toilet, balik menuju area kerja lagi, pokoknya gak mau kemana-mana lagi. Secara di sebelah kiri toilet juga ruangan bekas office yang gak kepake dan di sebelah kanan toilet ada area kosong bekas line yang pindah dan gak ada penerangan sama sekali.

Suasana semakin ngeri, di tengah jalan tiba-tiba ada suara besi dipukul, ditambah suara seperti karung yang ditarik dan suara angin kencang yang terdengar sampe ke dalam. Kutekadkan diri, untuk tidak menggubris. Pokoknya aku harus tetep jalan. Sampai akhirnya tiba di area kerja, aku lihat masih ada temen duduk sambil main hp. Menghela nafas lega, aku pun duduk di kursi sebelah temanku. Gak lama kemudian aku ambil hp, pasang headset dan dengerin musik kenceng-kenceng, sampai akhirnya aku terlelap.

Setelah kejadian aneh malam itu, aku gak cerita ke siapapun, seolah gak ada apa-apa aja. Tapi yang masih kepikiran, kenapa ya, saat itu kok tiba-tiba ada niatan mau ngagetin, gak peduli itu orang atau bukan. Ah, entahlah aku coba lupain aja. Walaupun, selama aku ketiduran itu, aku mimpi didatangi rombongan “orang” yang katanya penghuni daerah situ sebelum daerah tersebut menjadi pabrik. Bahkan jauh sebelum didatangi para tentara Belanda katanya. Aku ingat jelas mimpi dimana aku dikerumuni oleh “Orang-orang” itu. Mereka menatapku dengan muka datar tanpa ekspresi sama sekali. Kaget dan takut udah pasti, seolah-olah mereka seperti berusaha membangunkanku yang sedang tertidur, dan benar saja, begitu terbangun ternyata sudah jam 6 pagi. Teman-temanku yang lain udah siap mau pulang, jantung masih berdegup kencang, kepala rasanya masih kleyengan juga. Aku bahkan sampai bablas gak solat subuh, alarm hp pun sama sekali gak kedengeran. 

Sebelum jalan pulang temanku pun bertanya heran, tumben katanya tidur sampe bablas gitu, aku cuma bisa jawab, “Ga tau.. hari ini agak lelah badannya, agak cape aja…” jawabku. Padahal, dalam hati masih kepikiran kejadian serem tadi malam.

Story by : @kamal