BANDUNG, infobdg.com – Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana, memberikan perhatian khusus terhadap rencana penerapan pembayaran parkir on the street menggunakan barcode scan atau QRIS di Kota Bandung.
dilansir dari jabar.tribunnews.com, Andri menyoroti potensi masalah teknis, seperti penggunaan barcode yang terpasang pada rompi juru parkir, yang dianggapnya rentan disalahgunakan. Rompi dengan barcode, menurut Andri, dapat dengan mudah diperoleh dan dipalsukan, begitu pula dengan QRIS yang bisa dibuat sendiri.
“Jangan sampai seperti, contoh, pernah dengar kencleng masjid pakai QRIS dan QRIS diganti oleh seseorang dengan QRIS pribadi, sehingga masuknya ke rekening pribadi,” tutur Andri saat dikonfirmasi, Senin (7/10/2024).
Sebagai solusi, Andri mengusulkan penggunaan mesin EDC (Electronic Data Capture) seperti yang digunakan di kafe-kafe, untuk memastikan pembayaran parkir lebih aman dan meminimalisasi pemalsuan. Selain itu, langkah inovatif ini dinilai penting guna mencegah kebocoran pendapatan daerah dari sektor parkir.
“Memang diperlukan sistem transaksi pembayaran parkir yang terintegrasi langsung ke kode rekening kas penerimaan pendapatan daerah,” ucap Andri.
Kepala BLUD Parkir Kota Bandung, Yogi Mamesa, sebelumnya menyatakan bahwa penerapan pembayaran parkir menggunakan QRIS akan dimulai di kawasan Banceuy dan Jalan ABC, dengan 25 rompi diberikan kepada juru parkir resmi. Yogi menjelaskan bahwa inovasi ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan sektor parkir on the street, yang telah menunjukkan tren kenaikan dalam tiga tahun terakhir.
“Untuk uji coba kita diadakan di dua lokasi dahulu. Insyaallah kalau misalnya tiga bulan ke depan ada perubahan atau ada peningkatan, kita akan bergeser ke jalan-jalan yang lain,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Inovasi ini diharapkan dapat menjadi langkah positif dalam mengoptimalkan potensi pendapatan daerah dan mendukung pembangunan Kota Bandung.