- Advertisement -

Kasus Covid-19 di Kota Bandung Dinyatakan Menurun

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional, Kota Bandung mengalami penurunan kasus Covid-19.

Hal itu dipastikan Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna. Penurunan terjadi untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan positif Covid-19.

PSBB proporsional yang dimulai pada 13 Juni 2020 lalu, tercatat 138 kasus positif yang masih aktif. Namun, per 22 Juni 2020, hanya 103 kasus. Pengurangan 35 kasus ini berangsur sembuh. Sedangkan angka kematian tidak berubah, yakni 40 kasus sejak awal PSBB Proporsional.

Untuk ODP, pada 13 Juni terdapat 265 orang. Namun pada 22 Juni menurun menjadi 253 orang.

“Itu yang masih dipantau. Artinya proses pelacakan terus kita lakukan,” kata Ema, di Balai Kota Bandung, Rabu (24/6).

Sementara untuk PDP, pada 13 Juni terdapat 158 orang. Pada 22 Juni, menurun menjadi 150 orang. Melihat hasil ini, Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung pun telah berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat serta para ahli. Kesimpulan dari konsultasi itu, Kota Bandung mampu mengendalikan Covid-19.

Ema menyatakan, hal itu diperkuat dengan angka reproduksi yang saat ini tertahan pada 0,62. Pada awal masa PSBB Proporsional masih fluktuatif, hingga sempat kembali lebih dari angka 1.

Penurunan grafik kasus Covid-19 ini juga diiringi dengan berkurangnya para tenaga medis yang tinggal di rumah singgah. Saat ini, hanya tersisa 31% penghuni di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TKIPA) dari 88 kamar yang dibuka untuk menampung 176 tenaga medis.

Sedangkan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK PLB), hanya terisi 20% dari kapasitas semula 53 tenaga kesehatan yang ditampung di 24 kamar.

Lebih lanjut, Ema pun menambahkan, bahwa penurunan kasus selaras dengan berkurangnya penghuni ruang isolasi di rumah sakit, yakni dari 487 tempat tidur yang tesedia di seluruh rumah sakit di Kota Bandung tinggal terisi 25% saja.

“Kemudian tempat tidur di rumah sakit rujukan semakin berkurang. Data ini saling menguatkan, tidak ada yang kontradiksi. Tempat tidur tidak penah beranjak dari 32%. Bahkan sekarang turun. Diharapkan sudah tidak ada lagi terisi,” tukas Ema.

Meski terkendali, Ema memastikan Pemkot Bandung akan tetap melacak Covid-19 melalui rapid test dan PCR (polimerase chain reaction), atau swab test. Sehingga, tetap bisa mendapatkan data yang akurat agar penanganan bisa terfokus tepat pada sasaran.

Terlebih, Pemkot Bandung memiliki laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2) berkapasitas 2.000 sampel per hari. Sehingga kini, 80 puskesmas di seluruh wilayah Kota Bandung pun bisa melakukan tes PCR dengan estimasi hasil pengujian keluar antara 3-7 hari.

“Pelacakan ini tetap kita lakukan. Sekarang bisa saja pelacakan tidak dilakukan, tapi nanti bisa jadi bom waktu,” tandas dia.