- Advertisement -

Konsisten Berkolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci Sukses Kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat akan segera berakhir. Selama masa kepemimpinannya periode 2018-2023, keduanya dinilai konsisten menjalankan kolaborasi dan inovasi.

Hal ini diutarakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, Iendra Sofyan, dalam acara Jabar Punya Informasi  (Japri) dengan tema “Pola Gerak Pembangunan Daerah 5 Tahun Jabar Juara”, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (25/8).

“Pola geraknya tidak lepas dari bagaimana mengkolaborasikan antarprogram. Inovasi juga dilakukan dari sisi kebudayaan dan teknologi. Itu komitmen dan konsistennya Pak Gubernur dalam menjalan tugas,” beber Iendra, kepad wartawan.

Menurut Iendra, apabila tidak ada Covid-19 pada masa kepemimpinan Kang Emil dan Kang Uu, sapaan akrab Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar ini, maka pembangunan di Jawa Barat akan lebih melejit.

“Bayangkan kalau tidak ada pandemi Covid-19, akan lebih melejit lagi menurut saya. Tapi karena adanya pandemi Covid-19, jadi makin teruji, yaitu bisa menyelesaikan kondisi-kondisi tersebut, tapi prinsipnya adalah inovasi kolaborasi dijalankan secara konsisten polanya,” ujar Iendra.

Sementara itu, Iendra mengungkapkan, Bappeda Jawa Barat saat ini tengah fokus terhadap penyelesaian pembangunan infrastruktur jalan, utamanya pada jalan penghubung antardesa di Jawa Barat.

“Kita akan coba menyelesaikan jalan yang lebih fokus, ternyata jalan antardesanya,” kata Iendra.

Iendra mengatakan, pembangunan jalan di dalan desa merupakan kewenangan pemerintah desa setempat. Sementara jalan penghubungnya merupakan tanggung jawab dari bersama.

Untuk koordinasi mengenai hal tersebut, Iendra pun akan menggali informasi dari pemerintah Kabupaten.

“Intinya kita akan coba menyelesaikan jalan antardesa. Kita akan menggali informasi dari Kabupaten Kota, contohnya dari Kabupaten Sumedang sebagai jalan strategisnya kabupaten, jadi bukan jalan desa. Kalau jalan di dalam desa akan terpilah terhadap kelompok desa mandiri dan segala macem. Yang masalah adalah antar desanya itu,” tutup Iendra.***