- Advertisement -

Beberapa Tahun Tidak Mengeluarkan Materi Baru, Koil Kembali Merilis Album Berjudul “First Installment”

Berita Lainnya

MUSIK, infobdg.com – Buat Wargi Bandung yang menunggu album terbaru Koil, maka kali ini Wargi Bandung bisa menuntaskan dahaga kalian. JA Verdijantoro, Donnijantoro, FX Adam, dan Leon Ray Legoh boleh jadi tidak datang dengan setumpuk lagu baru. Tapi percayalah dalam cakram padat yang diberi tajuk “First Installment” ini keempatnya memberi lebih dari sekadar lagu-lagu.

Menggandeng Warkop Musik dan Fast Music sebagai pihak perilis, di “First Installment”, Koil sejatinya hanya menghadirkan dua lagu baru. Di trek pertama ada lagu bertajuk “Pecandu Narkhotbah”. Sementara trek kedua ada lagu bertajuk “Sorak Bergembira”. Lazimnya, karya-karya Koil sejak “Megaloblast” (2001) dan “Blacklight Shines On” (2007), dua trek ini juga punya ciri khas yang kental. Masih seputar riff-riff berat dan atmosfer gelap serta ketukan yang memacu pendengar untuk ber-headbang ria.

Tapi tentu bukan Koil kalau tak serampangan khas aksi Otong di atas panggung. Tema lagu yang merekam kegelisahan mereka pada fenomena kekinian ini, dibuat makin urakan dengan pemilihan diksi pedas di sektor lirik.

Dalam “Pecandu Narkhotbah” misalnya, Koil menyentil fenomena kesalehan sosial. Liriknya sudah berbisa sejak verse pertama. Sementara pada “Sorak Bergembira”, Koil seperti menyinggung sifat dengki lewat frasa “Dan dalam penderitaannya, kita bersorak gembira”. Dibubuhi dengan bagian menggelitik pada bridge “riweuh sia kehed, wayah kieu ulin santet”. Lagu ini juga makin serampangan dengan sampling yang Koil sertakan. Mulai dari spoken orang marah-marah hingga potongan lagu “Ya Mustafa” dari film Warkop DKI di bagian akhir lagu.

Lepas dua trek ini, Koil memilih menghadirkan lagu lama. Uniknya, dengan aransemen berbeda yang dimainkan oleh generasi lebih muda. Di “First Installment”, “Aku Lupa Aku Luka” dibawakan oleh kuartet Cosmowanda dengan aransemen yang lebih punya atmosfer hard rock. “Nyanyikan Lagu Perang” dan “Sistem Kepemilikan” diberi imbuhan lebih melodius sehingga kental dengan corak alternative rock 90-an. Dua trek ini dikerjakan oleh Genesida, nama ego Al Azhtraal yang tak lain adalah putra Otong.

Pada “Sistem Kepemilikan”, aransemen dibuat lebih unik lagi dengan permainan gitar akustik dan sampling di akhir lagu yang diambil dari potongan film hingga pembacaan novel erotis “Sepanas Bara” karya Enny Arrow. Sampling yang diambil seolah jadi fragmen dari lirik cinta di lagu tersebut. Lagu ini lantas ditutup dengan lantunan bait pertama lagu “Janji” milik kelompok pop 80-an Niagara. Sementara dua karya daur ulang lain dipilih “Semoga Kau Sembuh” serta “Dan Cinta Kita Terlupakan”. Dua lagu ini dimainkan dalam versi lebih syahdu dan gelap jika dibanding versi aslinya.

Kejutan dari Koil tak lepas sampai di sini. Mereka juga menyisipkan re-interpretasi atas empat lagu dari empat band yang nampaknya memberi pengaruh besar pada Koil. Empat lagu tersebut adalah “1979” yang dipopulerkan oleh Smashing Pumpkins, “Interstate Love Song” yang dipopulerkan oleh Stone Temple Pilot, “Closer’ yang dipopulerkan oleh Nine Inch Nails, hingga karya trio dreampop Skotlandia, Cocteau Twins, “Rilkean Heart”

Berdasarkan penuturan Otong, “First Installment” adalah pelepasan rasa frustasi mereka atas rencana album baru yang tak kunjung terlaksana. Bukan kali ini saja Koil berupaya merampungkan album barunya. Lepas “Blacklight”, Koil sempat merekam beberapa materi baru. Sayang materi ini hilang. Ibarat kena tulah, beberapa upaya lain terkait album pun kandas di tengah jalan.

Lantas ketika dua demo baru berhasil mereka rekam September 2020 lalu, Koil memilih bergerak cepat. Merilisnya dalam bentuk fisik dengan menggabungkan dua materi baru tadi bersama beberapa rekaman lama yang belum pernah dirilis sebelumnya.

Setidaknya upaya ini adalah langkah pendokumentasian yang padu. Tak hanya memperdengarkan karya baru dari perenungan panjang, tetapi juga serupa dokumentasi perjalanan musikal Koil lewat ziarah ke ragam referensi yang memengaruhi dan membesarkan mereka. Percayalah, “First Installment” lebih dari sekadar kejutan.