- Advertisement -

Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit Tetap Menjanjikan Meski Dihadapi Tantangan Penyakit Ganoderma

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Industri kelapa sawit terus menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan, dan telah menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga perekonomian nasional. Pada tahun 2022, ekspor minyak kelapa sawit mencapai USD34,94 miliar atau sekitar Rp600 triliun, sektor ekspor pertanian. Meskipun berhasil, industri ini tidak luput dari tantangan, terutama terkait dengan penyakit pangkal busuk batang, khususnya yang disebabkan oleh Ganoderma, yang dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas kelapa sawit.

Dampak penyakit Ganoderma pun semakin dirasakan, terutama oleh perkebunan rakyat yang luasnya mencapai 46.767 hektar, dengan Sumatera sebagai daerah terbesar yang terkena, mencapai 34.000 hektar dalam generasi kelima. Ke-12 provinsi lainnya di Indonesia juga melaporkan perkebunan rakyat yang terinfeksi. Pemerintah telah berupaya memonitor dan melaporkan Ganoderma melalui aplikasi sistem informasi untuk mengendalikan penyakit ini.

Simposium Internasional Ganoderma yang diselenggarakan di Bandung pun menjadi ajang diskusi mengenai upaya bersama untuk mengendalikan penyakit ini.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, menyampaikan harapannya untuk mendapatkan masukan konkret dari industri dan pihak terkait lainnya guna menanggulangi Ganoderma.

Eddy Martono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, menyoroti kontribusi positif industri kelapa sawit sebagai penyumbang devisa besar dan pencipta lapangan kerja untuk 16,2 juta orang secara langsung maupun tidak langsung. Namun, perlu diakui bahwa serangan Ganoderma menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan industri ini.

Penyakit pangkal batang yang diakibatkan oleh Ganoderma menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan produksi kelapa sawit Indonesia. Risiko tersebut mencuat dari riset yang menunjukkan bahwa produksi kelapa sawit mungkin tidak berkelanjutan pada masa mendatang akibat serangan Ganoderma. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi dan riset menjadi sangat penting.

Upaya mitigasi seperti sanitasi, deteksi dini, dan rekayasa tanaman tahan Ganoderma telah dilakukan, namun hasilnya belum memuaskan.

Simposium ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret untuk mengatasi masalah ini dan menjaga kelapa sawit sebagai salah satu penopang ekonomi nasional. Langkah-langkah selanjutnya akan ditentukan oleh partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam menerapkan solusi di lapangan.***