- Advertisement -

Tes Masif Jabar Fokus di Tiga Zona

Berita Lainnya

BANDUNG, infobdg.com – Pengetesan masif di Jawa Barat masih terus digalakkan. Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar akan memfokuskan pengetesan masif di tiga zona, yakni pasar tradisional, destinasi wisata, dan stasiun atau terminal. Sebab, potensi sebaran di tiga zona tersebut tergolong besar.

Dikatakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil melaporkan, sebanyak 69 dari 1.540 pelaku perjalanan di Kawasan Puncak dinyatakan reaktif rapid test. Pengetesan tersebut berlangsung di lima titik selama dua hari, yakni Sabtu (20/6) dan Minggu (21/6) lalu.

“Sehingga, saya mengimbau masyarakat untuk menahan diri (berwisata). Kami akan terus meningkatkan kewaspadaan. Mereka yang reaktif akan di-follow up dengan swab test,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya, Selasa (23/6).

Emil mengatakan, 70% kegiatan ekonomi telah berjalan hingga saat ini. Meski begitu, sebaran Covid-19 masih terkendali. Hal itu terlihat dari angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 Jabar yang konsisten berada di bawah 1.

“Angka rata-rata reproduksi (Covid-19), Alhamdulillah di bawah 1. Setiap minggu kami melaporkan. Minggu ini memang ada kenaikan di 0,9. Tapi kalau rata-rata selama dua minggu, (Rt) kami ada di 0,68,” beber dia.

Menurut Emil, protokol kesehatan AKB sudah mulai diterapkan dalam kegiatan ekonomi, seperti yang terpantau di sejumlah pasar tradisional dan destinasi wisata.

“Minggu ini, kami juga mendapati ekonomi sudah bergerak. Monitoring dari kami, protokol-protokol kesehatan. Kami meninjau di KBB, di Pangandaran sempat, dan di Kabupaten Bandung, dari mulai kedatangan sudah mulai melakukan pengetesan suhu, antrean berjarak, penjualan tiket online,” ucapnya.

“Tinggal kepatuhan masyarakat. Sementara saya imbau sebelum ada instruksi, maka yang namanya wisatawan hanya diperbolehkan sementara masih dari wilayah Jawa Barat saja,” lanjut dia.

Emil pun melaporkan, selama kegiatan ekonomi dibuka, pergerakan lalu lintas di Jabar meningkat.

“Itu menandakan pergerakan ekonomi sudah terjadi, dan kita berharap di akhir Desember (2020) ekonomi Jawa Barat tidak seperti yang diprediksi terburuk, yaitu di bawah nol, tapi kita masih bisa ada diangka 2 sampai 2,5%,” terangnya.

Sementara berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, sektor jasa mengalami penurunan mencapai 4,8 %, dan sektor industri manufaktur menurun 4,2 %, akibat pandemi.

“Pertanian terkoreksinya hanya 0,9%. Menandakan pertanian ini tangguh selama Covid-19. Apalagi, dikombinasi dengan perdagangan digital. Maka, ekonomi masa depan, menurut saya, adalah balik kanan lagi ke bidang pertanian. Tapi dengan 4.0. Itulah masa depan Jawa Barat yang akan kami skenariokan,” tandas Emil.