- Advertisement -

Begini Langkah Industri Percetakan Dalam Menghadapi Covid-19

Berita Lainnya

BANDUNG, infondg.com – Sejak awal munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia hingga saat ini, angka peningkatan pasien terinfeksi Covid-19 masih belum dapat ditekan. Dampaknya pun kian terasa oleh berbagai kalangan, termasuk salah satunya para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Maret 2020 lalu, pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara serentak di berbagai kota. Dari sekian banyak jenis UMKM, industri jasa percetakan menjadi salah satu industri yang sangat terdampak karena bukan termasuk ke dalam industri yang diizinkan oleh pemerintah untuk tetap beroperasi. Mau tidak mau para pengusaha di industri percetakan ini harus mematuhi kebijakan tersebut hingga PSBB selesai.

Dampak PSBB pun dirasakan jelas oleh pengusaha tersebut, selain tidak ada pemasukan yang didapat, banyak juga dari kalangannya yang harus menutup usahanya karena mengalami kerugian besar.

Upaya pemerintah melonggarkan PSBB dan menerapkan gaya hidup era new normal pun masih belum menunjukkan adanya pemulihan. Hal ini terbukti berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS melalui Suhariyanto dalam konferensi pers virtual.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II (Q2) 2020 mengalami kontraksi sebesar 5.32% yoy (year-on-year), bahkan angka ini lebih rendah dibandingan dengan prediksi dari Kemenkeu yang memprediksi hanya akan minus sekitar 3.8%,” ungkap Suhariyanto.

Karena Covid-19 tak kunjung selesai, para pengusaha industri pun dipaksa untuk dapat shifting atau beralih mengoperasionalkan usahanya ke arah online dan digital. Hal ini senada dengan Presiden Indonesia, Bapak Joko Widodo yang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini dapat dijadikan momentum untuk melakukan percepatan transformasi digital, dari yang sebelumnya dilakukan secara offline dan kontak fisik, dijadikan ke arah online dan digital.

Beberapa pengusaha pun sudah mulai menyadari dan menerapkannya, salah satunya diterapkan oleh WIDJI Tamansari Bandung yang bergerak di industri percetakan dan digital printing. WIDJI mentrasformasi usahanya ke arah online dan digital.

Saat ini, segala keperluan atau kegiatan printing atau cetak di WIDJI, dapat dengan mudah dilakukan secara online tanpa pelanggan datang langsung ke toko offline.

“Sekarang pelanggan dapat bertanya atau memesan mealui beberapa media yang tersedia, misalnya melalui WhatsApp, website, e-mail, dan marketplace (website atau aplikasi belanja online) dimana toko ini terdaftar,” ujar pendiri percetakan WIDJI, Andrianto.

Perubahan atau shifting ke arah online ini juga dilakukan WIDJI dengan tujuan mengurangi jumlah interaksi secara langsung, sehingga menurutnya ini mendukung program pemerintah untuk menekan angka peningkatan Covid-19.

“Harapan saya untuk kedepannya, tentu saja ingin pandemi ini segera berakhir supaya keadaan ekonomi dapat kembali membaik lagi. Maka dari itu, saya ingin mengajak para pelaku UMKM dan seluruh masyarakat Indonesia untuk saling bekerja sama dengan mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah,” cetus Andrianto.

“Semoga dengan adanya pengembangan sistem dan kampanye yang kami lakukan untuk mengajak masyarakat print/cetak online ini juga dapat membantu menekan angka peningkatan kasus positif Covid-19,” sambung dia.